Syahrial Mantan Tukang Sapu di Teluk Bayur, Hantarkan Tiga Putranya jadi TNI
Padang, Lamosai.com- Kehidupan memang sebuah teka-teki. Kita tidak bisa memastikan akan jadi apa, kita hanya bisa berusaha, berdo'a dan bekerja. Hasil hanya tuhan lah yang tahu. Maut, jodoh dan reski sudah ada yang ngatur.
Menilisik kisah perjalanan seorang putra Lubuk Basung, Syahrial. Beliau terlahir di kampung Pasar Durian Ambacang Gata, Nagari Kampuang Pinang Jorong Pasa Durian, Kecamatan Lubuk Basung sekira 56 tahun silam.
Ia berkisah, selepas menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dirinya memilih mengadukan nasib merantau ke Kota Bingkuang. Sesuai prinsip pemuda Minang "Marantau" adalah cara terbaik untuk merobah nasib untuk Mambangkik Batang Tarandam.
Berbekal selembar ijazah SMP, ia membulatkan tekad merantau. Sesampai di Kota Padang, bukannya pekerjaan baik apa yang diimpikan kebanyakan orang. Namun, bekerja di Pelabuhan Teluk Bayur Kota Padang sebagai "Tukang Sapu".
Meskipun tak seindah yang ia bayangkan, getar-getir, manis pahit kehidupan bahkan berhujan panasan tetap pekerjaan tersebut ia lakoni demi memenuhi kehidupan di rantau. Bahkan, bak kata orang 'Ibu Kota memang lebih kejam daripada ibu tiri'.
Namun, disela-sela bekerja ia tak pernah meninggalkan solat. Ia tetap bersyukur dan yakin pasti suatu saat berkat yakin dan berusaha pasti tuhan akan mendengarkan do'a-do'anya.
Memang benar, Do'a beliau diijabah oleh tuhan. Ia dipertemukan dengan seorang Letkol Penjaitan Mahakamah Militer 103 Padang. Ia diajak tinggal dirumahnya untuk menjaga membantu dan menjadi sopir beliau.
Hingga akhirnya, Syahrial direkomendasikan untuk melanjutkan studinya kejenjang setingkat di SMAN 6 Padang. Syahrial sang pejuang gigih ini sadar akan kehidupannya, sepulang sekolah ia kembali melakoni pekerjaannya sebagai si Tukang Sapu.
" Kami yakin nasib akan berubah, hina jadi mulia badai pasti berlalu. Kami yakin, jika tidak diri kita yang merubah nasib, siapa lagi," tegas Syahrial alumni SMAN 6 Padang ini dengan mata berkaca-kaca.
Hingga akhirnya, Syahrial juga menemukan pujaan hatinya seorang putri cantik Erlina asal Sungai Penuh, Kerinci.
Kembali, nasibnya menjalani mahligai rumah tangga dalam kehidupan yang sangat-sangat sederhana. Demi memenuhi kehidupan dan kebutuhan harian ia bekerja sebagai penjual rokok asongan di Pasar Raya Padang, juga sebagai sopir angkot Pasar-Aur Duri.
Kesetiaan istri beliau juga membantu sang suami untuk mencukupi kehidupan dengan menjual buah pepaya dan semangka potongan, kemudian ditarok ke warung-warung terdekat. Akan tetapi, tidak sedikit buah jualannya terbuang karena tidak laku.
Setelah itu, Syahrial mencoba alih profesi sebagai sales marketing disebuah perusaah di Kota Padang. Alhamdulillah, berkat kesabaran dan ketekunannya selama 12 tahun ia dipercayai sebagai Manager Area.
Hasil dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai 4 orang anak. Dan tiga dari putranya kini sudah menjadi aparatur negara.
Putra Sulung beliau bernama TNI AD, Lettu Afrialdi Pranta (Perwira), Dinas di Kodam Manokwari Papua Barat satuan Agen Administrasi.
Sedangkan putra keduanya, TNI AL Sertu Robet Wiranata, berbinas di KRI Celurik 641 Tanjung Uban, Kepulawan Riau. Dan putra ketiganya TNI AL Serda Panji Satrio, saat ini berdinas di KRI AMI, Surabaya.
Syahrial menyampailan, alhamdulillah semua ini berkat keyakinan, perjuangan dan tidak pernah menyerah juga libatkan tuhan dalam setiap kegiatan, ujarnya.
Bagi kami satu, jalinlah silaturahmi sebanyaknya. Jangan pernah membuang kawan, apapun jenis pangkat dan jabatannya sekalipun dari kalangan bawah. Mana tahu, dari merekalah rezki kita Allah titipkan, pesan Syahrial mengakhiri bincang sore, Jum'at (18/2/2022) menceritakan dimedia ini. (Hr1)
No comments